Contact us

Kesimpulan analisis

Sebenarnya pertumbuhan ekonomi tumbuh bila dalam jangka waktu yang cukup lama (10, 20 atau 50 tahun bahkan bisa lebih) mengalami kenaikan output perkapita. Tentu saja dalam jangka waktu tersebut bisa terjadi out put perkapita pernah merosot, namun dalm jangka waktu itu tetap menunjukan tren pertumbuhan out put. Tidak hanya di hitung dari pertumbuhan out put, pertumbuhan yang sebenarnya haruslah menunjukan kekuatan yang berasal dari dalam perekonomian itu sendiri, dalam artian intervensi eksternal tidak mendominasi faktor pertumbuhan ekonomi.(Boediono, 1981:2)
Dalam perspektif indonesia, di akhir 80an hingga pertengahan 90an perekonomian indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan. Dimana pertumbuhan ekonomi mencapai 11% pertahunnya. Namun di tahun 1997 perekonomian indonesia mengalami turbelensi cukup hebat hingga membuat tatanan ekonomi yang di reka selama lebih seperempat abad itu anjlok ketitik terendah sejak orde baru. Hal ini bisa terjadi karena indonesia memiliki ketergantungan terhadap investasi asing dan beban utang luar negeri yang cukup tinggi. Sehingga ekonomi indonesia rentan mengalami kegoncangan. Sedang pertumbuhan ekonomi di tahun akhir-akhir ini menunjukan suatu arus balik dalam rangka pemulihan ekonomi paska 1997-1998 yang membuat indonesia jatuh menjadi negara miskin lagi. Namun syangnya kebijakan ekonomi indonesia kini hampir tidak jauh berbeda dengan kebijakan ekonomi pada masa orde baru bahkan cenderung di liberalisasikan. Dimana arus masuk modal asing makin tinggi dan penerapan pasar bebas. Yang keduanya di kawatirkan sewktu-waktu dapat menggoncang perekonomian karena aksi profit takking. Apa lagi investasi kini justru tidak menyentuh sektor riil
Menurut Adam Smith sistem produksi suatu negara yang akan menghasilkan perumbuhan out put terdiri dari tiga unsur pokok yaitiu:
a. sumber-sumber alam (land)
b. sumber penduduk
c. stok barang kapital (modal dan investasi)
secara keseluruhan indonesia memiliki potensi untuk sumber daya alam dan sumber penduduk. Sedang untuk investasi di akui proposisinya memang belum memadai. Sehingga memasukan modal asing merupakan salah satu pilihan. Namun kenyataannya dominasi modal asing lebih sering melirik eksploitasi sumber daya alam semisal pertambangan batu bara, minyak bumi dan gas bumi yang sifatnya merupakan SDA tidak dapat di perbarui. Sehingga dikawatirkan akan membawa dampak buruk bagi indonesia, dimana ketika SDA indonesia mulai habis maka investasi akan segera lari dari Indonesia. Sementara menurut richardo apabila sumber-sumber alam ini telah di eksploitasi secara penuh maka perekonomian akan berhenti tumbuh. Di mana cirri-ciri ekonomi mencapai posisi stasioner adalah:
a. tingkat output (GDP) konstan
b. jumlah penduduk konstan
c. pendapatan perkapita konstan
d. tingkat upah rendah
e. tingkat keuntungan rendah
f. investasi berhenti
g. tanah makin mahal (Boediono, 1981:20).
Hal itu dalam prespektif klasik, dimana pertumbuhan penduduk ikut konstan, lalu bagaimana dengan Indonesia yang jumlah penduduknya kian bertambah? maka tingkat pendapatan perkapita pun ikut menurun. Bahkan ekonomi Indonesia bukan hanya berada posisi konstan melainkan akan jatuh kedalam pertumbuhan ekonomi yang negatif.
Selain itu pertumbuhan ekonomii dengan patokan GDP yang di dominasi investasi asing belum tentu menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi penduduk Indonesia yang sesungguhnya. Karena keuntungan hasil produksi orang asing harus di bayarkan kepada mereka, disebut factor income payment to aboard. Sehingga hal ini akan mengurangi pendapatan bersih negara yang sebenarnya masih belum mencerminkan kemakmuran penduduk suatu negara (Rosyidi, 2005: 121)
Memasukan investasi asing sebenarnya juga memberi manfaat dalm rangka mengurangi angka pengangguran. Seperti yang di ungkapkan para tokoh ekonomi neo klasik yang menyatakan jika persediaan modal bertambah lebih cepat dari jumlah penduduk dan angkatan kerja maka akan menambah pertuymbuah output per pekerja, produksi marginal pekerja dan upah. Tapi ini bila tidak terdapat perubahan teknologi.(samelson, 1995: 260). Sekalipun di indonesia para pemodal asing tidak memberikan gaji yang ideal bagi pekerja yang sesuai dengan profit perusahaan. Hal ini karena para investor berorientasi pada profit maksimal dengan cost yang minimal. Fenomena ini seperti yang terjadi di perusahaan galangan kapal drydock mlik pengusaha UEA di batam. Dimana tingkat upah buru pribumi begitu minim dan tidak sesuai dengan proposi profit milyaran dolar yang di terima perusahaan. Hal ini juga salah pemerintah yang gengiming imingi tingakat upah buruh rendah di indonesia pada investor asing agar mau menanam modal di indonesia. Sehingga teori ekonomi bahwa sektar tiga perempat dari seluruh profit diterima sebagai upah tenaga kerja dan hanya seperempat yang sebagai keuntungan (samuelson, 1995: 267)
Pertumbuhan ekonomi seharusnya mampu menjaga kesinambungan denag terus tumbuhnya tanggung jawab terhadap masyarakat luas (Basri, 1995: 102). Dimana negara bertujuan mensejahterakan seluruh rakyat indonesia seperti amanat pembukaan UUD 1945 alenia ke empat. Pertumbuhan yang tinggi haruslah disertai pemerataan khususnya untuk daerah-daerah tertentu yang terasa termaginalkan, baik dana pusat dan daerah.(kompas.com) Sehingga sangat di perlukan pendistribusian penadapatan secara proposional bagi seluruh masyarakat dengan sistem charity dan alokasi pajak yang jelas dan peraturan perusahaan dengan investasi asing maupun lokal dengan sistem upah manusiawi. Jangan sampai distribusi pendapatan hanya bisa dinikmati para pemodal dengan budget fantastis saja atau sering disebut "golongan kecil tapi kuat" dalam masyarakat yang memiliki banyak kebebasan ( Naqwi, 1984:137) ujarnya.















Daftar pustaka
Naqwi, syed nawab haider, 1984. Etika dan Ilmu Ekonomi (suatu sintesis islami), bandung : mizan
Rosyidi, suherman, 2005. pengantar teori ekonomi, pendekatan kepada teori ekonomi mikro dan makro (edisi nrevisi). Jakarta: raja grafindo persada
Boediono, 1981.teori pertumbuhan ekonomi. Jogjakarta: BPFE
Basri, faisal, 1995, perekonomian Indonesia menjelang abad XXI, distorsi peluan dan kendala. Jakarta: erlangga
KOMPAS.com 23 April 2010 19:30 WIB


23 April 2010 19:30 WIB

0 Reviews:

Posting Komentar